search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Koster Tegaskan Nangun Sat Kerthi Loka Bali Bukan Konsep Agama
Minggu, 20 April 2025, 22:58 WITA Follow
image

Koster Tegaskan Nangun Sat Kerthi Loka Bali Bukan Konsep Agama

IKUTI BERITADENPASAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITADENPASAR.COM, DENPASAR.

Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan bahwa visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali bukanlah konsep yang berlandaskan agama, melainkan bersumber dari budaya dan kearifan lokal yang menjunjung tinggi harmoni antara alam, manusia, dan kebudayaan.

"Nangun Sat Kerthi Loka Bali ini bukan konsep agama, ini konsep budaya, ini konsep kearifan lokal yang memuliakan alam, manusia, dan kebudayaan, alam beserta isinya, semuanya," ungkap Koster saat menyampaikan pidato dalam acara halal bihalal MUI Provinsi Bali, Sabtu (19/4/2025).

Koster menjelaskan bahwa konsep ini ditujukan untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan antara manusia dengan alam serta budaya Bali tanpa memandang latar belakang suku dan agama.

"Jadi ini tanggung jawab kita semua. Kan semua ini alam yang terbersih. Semuanya harmonis, hidup manusianya juga berjalan dengan bagus, apapun agamanya, apapun golongannya, dari mana pun juga. Semua yang ada di Bali ini, nantinya di Bali apalagi, itu kita harus kompak semua," lanjutnya.

Gubernur asal Buleleng ini juga mengingatkan pentingnya rasa memiliki terhadap Bali sebagai tanah tempat tinggal dan penghidupan bersama.

"Jaga di Bali semua karena kita hidup disini, menghirup udara disini, mencari rezeki di sini, tanggung jawab bersama untuk menjaga Balinya agar, supaya dia bagaimana ekonominya kemudian memberikan berkah bagi kita semua," timpal Koster.

Baca juga:
The Blooming Runway di Level 21 Mall Hadirkan Perpaduan Fashion Musim Semi dan Kepedulian Lingkungan

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak merusak alam Bali dan menjaga reputasi pulau yang dikenal dunia sebagai destinasi pariwisata berkelas internasional.

"Jangan rusak Bali ini, kalau Bali rusak rugi kita. Jadi Bali tidak saja milik kita, miliknya Indonesia bahkan milik dunia," urai Koster.

Lebih jauh, Koster menekankan pentingnya toleransi dan hidup berdampingan secara damai di tengah keberagaman.

"Saya kira semua agama mengajarkan dengan nilai-nilai yang baik, penuh harmoni toleransi, semua begitu ajarin yang gak ada (tidak baik) Semuanya ajarin baik -baik. Ini yang harus kita jalankan di Bali," pungkasnya.

Editor: Wids

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritadenpasar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Denpasar.
Ikuti kami